Oleh Tatang
Pendekatan flipped learning atau disebut juga pembelajaran terbalik adalah metode pengajaran di mana pengajaran bisa dilakukan di luar kelas. Dalam kegiatan ini siswa belajar melalui video secara daring atau membaca buku pelajaran terlebih dahulu, sedangkan kegiatan kelas diisi dengan diskusi, pemecahan masalah. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri di rumah dan memaksimalkan waktu di kelas untuk pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif.
Tujuan penggunaan pendekatan flipped learning adalah meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Jika menggunakan pendekatan flipped learning langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain persiapan Pembelajaran Flipped Learning, pelaksanaan Pembelajaran Flipped Learning serta pasca pembelajaran Flipped Learning. Adapun rincian kegiatan seperti berikut ini:
Pertama Persiapan Materi Pembelajaran. Dalam langkah ini Guru membuat atau memilih video pembelajaran yang relevan dengan topik yang akan diajarkan. Video ini harus jelas, singkat, dan mencakup konsep utama yang perlu dipahami oleh siswa. Contoh: Video penjelasan tentang konsep dasar hukum Newton dalam mata pelajaran Fisika. Selain membuat video guru juga dapat menyediakan materi tambahan seperti artikel, presentasi PowerPoint, atau infografis yang mendukung topik pembelajaran.
Kedua Pra kegiatan di kelas. Pada langkah ini siswa disuruh belajara secara mandiri di rumah dengan kegiatan siswa diberikan tugas untuk menonton video pembelajaran dan mempelajari materi tambahan di rumah sebelum kelas. Kemudian siswa disuruh mencatat poin-poin penting dan pertanyaan yang muncul selama proses belajar mandiri. Pada kegiatan pra pembelajaran siswa juga disuruh untuk megerjakan kuis atau latihan soal, tujuan untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang ada di video serta memahami materi tambahan yang telah diberikan. Jenis kuis yang diberikan guru dapat berupa kuis singkat yang harus diselesaikan sebelum kegiatan PBM dikelas. Kuis ini berfungsi sebagai alat evaluasi awal untuk mengetahui pemahaman siswa.
Ketiga kegiatan di kelas. Pada kegiatan ini tidak lagi mengulang materi namun langsung memfasilitasi siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok secara berjenjang dimulai dari diskusi kelompok kecil yang membahas catatan dan pertanyaan kuis yang telah siswa buat saat menonton video. Diskusi ini membantu siswa memperkuat pemahaman mereka melalui kolaborasi dan pertukaran ide. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk melaksanakan sesi tanya jawab dengan pertanyaan yang diajukan oleh siswa selama diskusi kelompok dibahas bersama-sama. Guru juga memberikan klarifikasi atas konsep-konsep yang mungkin masih belum dipahami dengan baik oleh siswa. Setelah sesi tanya jawab PBM dilajutkan dengan kerja kelompok lagi untuk membahas materi lanjutan sebagai pengembangan dari materi yang telah dipelajari atau bisa juga berupa penugasan mengerjakan sebuah projek yang terkait dengan materi yang dibahas. Pada kegiatan ini siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek yang mengaplikasikan konsep yang telah mereka pelajari.
Keempat kegiatan Pasca pembeljaran. Pada fase ini guru diajak untuk melakakukan refleksi dan evaluasi dengan kegiatan siswa diminta untuk menulis refleksi tentang apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Guru juga memberikan umpan balik berdasarkan kinerja siswa selama kegiatan di kelas. Selanjutnya guru dapat memberikan penugasan tambahan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap topik yang dipelajari.
Jika guru menggunakan Pendekatan Flipped Learning akan mendapat beberapa keuntungan di antaranya siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. Ini memberikan kesempatan bagi siswa yang mungkin membutuhkan waktu lebih untuk memahami konsep tertentu. Kemudian waktu pembelajaran lebih efektif karena dengan mengalihkan pembelajaran langsung ke luar kelas, waktu di kelas dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih interaktif seperti diskusi, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Ini meningkatkan keterlibatan siswa dan memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam.
Kemudian dengan menggunakan Pendekatan Flipped Learning mendorong peningkatan keterampilan belajar secara mandiri karena siswa belajar untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan keterampilan manajemen waktu, dan kemampuan belajar mandiri yang sangat berharga untuk pendidikan lanjutan dan kehidupan profesional. Dan yang lebih penting lagi siswa diajak untuk bisa lebih interaktif karena guru memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan bimbingan individual dan umpan balik, serta untuk berinteraksi dengan siswa dalam konteks yang lebih bermakna. Ini juga memungkinkan guru untuk lebih cepat mengidentifikasi dan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Di samping ada beberapa keuntungan penggunaan Pendekatan Flipped Learning juga mempunyai beberapan tantangan yang harus diatasi guru di antaranya pendekatan ini membutuhkan akses teknologi sebagai bahan untuk merancang pembelajaran sedangkan kondisi siswa tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang diperlukan untuk mengakses materi pembelajaran daring. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan dalam kesempatan belajar. Kemudian pendekatan flipped learning memerlukan perubahan budaya belajar yang signifikan. Siswa harus siap untuk mengambil tanggung jawab lebih besar atas pembelajaran mereka sendiri, dan guru harus siap untuk merancang dan memfasilitasi kegiatan kelas yang efektif, karena dalam pembelajaran menggunakan video guru harus memastikan bahwa materi tersebut menarik dan mudah dipahami. Membuat materi yang berkualitas tinggi juga bisa memerlukan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Tantangan selanjutnya guru perlu memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik untuk memastikan bahwa semua siswa terlibat dan mendapatkan manfaat dari kegiatan kelas. Bagaimana peran Guru dalam Flipped Learning? Berikut peran guru dalam Flipped Learning:
Pertama kemampuan merancang pembelajar, guru bertanggung jawab merancang materi pembelajaran yang efektif dan menarik, termasuk pembuatan atau kurasi video, artikel, dan materi lainnya. Guru juga harus memastikan bahwa materi yang disediakan relevan dan mudah diakses oleh semua siswa.
Kedua menajdi fasilitator kelas saat PBM berlangsung guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan diskusi, menjawab pertanyaan, dan membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Guru juga memimpin kegiatan kolaboratif dan proyek yang membantu siswa menerapkan konsep yang telah mereka pelajari.
Ketiga bertindak sebagai pembimbing dan mentor, Guru hendaknya memberikan bimbingan individual kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Ini termasuk memberikan umpan balik konstruktif dan membantu siswa merencanakan langkah-langkah untuk memperbaiki pemahaman dan kinerja mereka.
Keempat melakukan monitor dan evaluator, selama PBM berlangsung guru hendaknya terus memantau kemajuan siswa melalui kuis, tugas, dan observasi selama kegiatan kelas. Guru juga menggunakan berbagai alat evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keterlibatan siswa, serta untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Kelima memberikan umpan balikselama PBM maupun saat berakhir kegitan guru memberikan umpan balik karena umpan balik yang diberikan oleh guru sangat penting dalam pendekatan flipped learning. Guru harus memberikan umpan balik yang spesifik, konstruktif, dan tepat waktu untuk membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberikan arahan yang jelas untuk perbaikan.
Suatu pendekatan pembelajaran akan berhasil manakala dilakukan persiapan yang matang, dalam pendekatan flipped learning pun memerlukan persiapan yang baik dari guru dan komitmen dari siswa untuk belajar secara mandiri. Namun, jika dilihat dari upaya merancang pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan siswa sebagai mana pada prinsip pembelajaran kurikulum merdeka yang mendorong siswa untuk beripikr kritis, kreatif bergotong royong serta mempunyai nilai nilai profil pelajar Pancasila maka pendekatan ini merupakan suatu alternatif, pun jika guru terkendala saat melakukan persiapan maka solusinya mengoptimalkan komite pembelajaran yang ada di sekolah masing-masing. Dengan flipped learning, kelas diasumsikan menjadi lebih interaktif dan bermakna, memungkinkan siswa untuk menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran mereka, dan yang utama tumbuhnya sikap mandiri dari siswa…semoga.