Oleh Tatang Sunendar
Artikel pendekatan heutagogy dalam kurikulum merdeka yang telah ditulis sebelumnya, mendapat respons dari sahabat pembaca. Ada dua katagori respons yang masuk. Pertama menyatakan baru pertama kali mendengar tentang pendekatan heutagogy. Kedua mengharapkan contoh bagaimana merancang pembelajaran heutagogy. Oleh karena hal itu maka dalam artikel ini diuraikan bagaimana merancang pemebelajaran dengan pendekatan heutagogi.
Namun sebelumnya akan diuraikan kembali tentang pendekatan heutagogi. Pendekatan heutagogi adalah salah satu metode yang menempatkan penekanan pada kemandirian belajar. Istilah “heutagogi” berasal dari kata Yunani “heuriskein” yang berarti “mendirikan”, dan “agogos” yang berarti “pemimpin”. Dalam konteks pendidikan, heutagogi menyoroti konsep pembelajaran yang didorong oleh keinginan internal untuk belajar dan memahami, bukan hanya karena instruksi eksternal, kita akan merancang pendekatan heutagogi dalam pembelajaran, mengeksplorasi konsepnya, dan bagaimana pendekatan ini mempersiapkan siswa untuk sukses di abad ke-21. selanjutan kita harus mengetahui prinsip pembelajaran heutagogy yang antara lain:
Pertama Pendekatan heutagogi menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan panduan, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan. Dalam lingkungan pembelajaran heutagogis, siswa diberi otonomi untuk menentukan jalannya pembelajaran mereka sendiri. Ini mencakup pemilihan topik, sumber daya, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar individu mereka. Pendekatan ini mengembangkan kemandirian, motivasi intrinsik, dan kemampuan pemecahan masalah yang kuat.
Kedua Heutagogi mendorong keterlibatan aktif siswa melalui proyek, diskusi kelompok, eksperimen, dan aktivitas kolaboratif lainnya. Siswa diajak untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran, memperkuat pemahaman mereka melalui pengalaman langsung dan refleksi. Dengan demikian, mereka tidak hanya mengkonsumsi informasi, tetapi juga menciptakannya, menerapkannya, dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan nyata.
Ketiga Heutagogi meyakini bahwa pembelajaran tidak terjadi dalam batasan ruang kelas tradisional. Ini mendorong konsep pembelajaran seumur hidup, di mana siswa belajar secara terus-menerus di berbagai konteks dan melalui berbagai pengalaman. Melalui pendekatan ini, siswa didorong untuk menjadi pembelajar mandiri yang selalu mencari peluang untuk belajar di mana pun mereka berada.
Keempat Penggunaan Teknologi dan Sumber Daya Digital Teknologi memainkan peran penting dalam pendekatan heutagogi. Siswa dapat mengakses berbagai sumber daya digital, seperti platform pembelajaran daring, video pembelajaran, dan aplikasi mobile, untuk mendukung pembelajaran mereka. Guru juga dapat menggunakan teknologi untuk membuat lingkungan pembelajaran yang inklusif dan responsif, memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara siswa, serta menyediakan umpan balik yang tepat waktu.
Kelima Pembelajaran berbasis proyek adalah komponen kunci dalam pendekatan heutagogi. Siswa terlibat dalam proyek-proyek yang menantang dan relevan, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks nyata. Proyek-proyek ini sering kali melibatkan kolaborasi antar siswa dan pemecahan masalah yang kompleks, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
Keenam Refleksi dan Evaluasi Diri, Heutagogi mendorong siswa untuk menjadi reflektif terhadap pembelajaran mereka. Mereka diajak untuk secara teratur merefleksikan kemajuan mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta merumuskan tujuan belajar baru berdasarkan refleksi mereka. Evaluasi diri menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, membantu siswa membangun kesadaran diri dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka.
Ketujuh Pembelajaran Kolaborati, Kolaborasi adalah unsur kunci dalam pendekatan heutagogi. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompok, berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, serta saling mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka. Kolaborasi memungkinkan siswa untuk belajar satu sama lain, memperluas pandangan mereka, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk sukses di dunia yang terhubung secara global.
Setelah memahami tekait dengan prinsip dari pendekatan heutagogy selanjutnya bagaimana merancang pembelajaran dengan pendekatan heutagogy , maka langkah langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Langkah-langkah yang dilakjukan adalah mengidenaifikasi minat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Libatkan siswa dalam penetapan tujuan pembelajaran mereka sendiri. Fasilitasi pengaturan lingkungan belajar yang mendukung kemandirian.
Contoh:
Siswa diberi kesempatan untuk memilih topik proyek berbasis minat mereka sendiri. Pada kehiatan ini Guru mengadakan komunikasi dengan siswa untuk membahas tujuan pembelajaran yang telah dipilih siswa sebagai bahan untuk proses pembelajaran selanjutnya
2. Keterlibatan Aktif Siswa
Langkah-langkah yang dilakukan mendorong partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dan proyek yang bersipat kolaboratif. Dorong siswa untuk menyelidiki dan menemukan solusi atas pertanyaan mereka sendiri dari topik yang telah dipilih .
Contoh:
Siswa diminta untuk merancang eksperimen sendiri yang dikaitkan dengan materi peljajaran yang telah dipahamu tertentu. Lakukan Diskusi kelompok dipandu oleh siswa untuk mengeksplorasi untuk menggali masukan masukan terhadap projek yang telah disusun oleh siswa, agar projek yang telah dirancang bisa dilaksnakan dengan konfrehensif
3. Pembelajaran Seumur Hidup
Langkah-langkah yang dilakukan mendorong siswa untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi peluang pembelajaran di luar ruang kelas. Fasilitasi penggunaan sumber daya pembelajaran yang beragam, termasuk buku, jurnal ma jalah dan aflikasi yang bisa digunakan siswa.
Contoh:
Siswa diajak/dianjurkan untuk mengikuti seminar atau lokakarya di luar sekolah. Guru menyediakan akses ke perpustakaan digital atau sumber daya pembelajaran online yang relevan.
4. Penggunaan Teknologi dan Sumber Daya Digital
Langkah-langkan yang dilakukan menberikan pelatihan kepada siswa dalam penggunaan teknologi untuk pembelajaran,Sediakan akses ke platform pembelajaran daring dan aplikasi mobile yang relevan.
Contoh:
Siswa menggunakan apliaksi yang cocok untuk mendapatkan umpan balik dari sesama siswa dan guru tentang proyek yang sedang mereka kerjakan, lakukan pembelajaran berbasis game digunakan untuk memperkuat konsep matematika atau sains.
5. Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkah yang dilakukan adalah memfasilitasi identifikasi topik proyek yang menarik dan relevan bagi siswa. dengan cara memberikan bimbingan dan dukungan saat siswa merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek mereka.
Contoh:
Siswa bekerja dalam kelompok untuk merancang kampanye sosial yang berfokus pada isu-isu lokal. Proyek penelitian mandiri memungkinkan siswa untuk menjelajahi minat pribadi mereka.
6. Refleksi dan Evaluasi Diri
Langkah-langkah yang dilakukan guru mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka secara teratur melalui jurnal atau diskusi reflektif. Selanjutnya memberikan panduan untuk evaluasi diri, meminta siswa untuk mengidentifikasi pencapaian mereka dan area yang perlu ditingkatkan.
Contoh:
Siswa menyusun portofolio pembelajaran yang mencerminkan kemajuan belajar mereka selama semester. Evaluasi diri digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran selanjutnya.
7. Pembelajaran Kolaboratif
Langkah-langkah yang dilakukan memfasilitasi kerja sama antara siswa melalui diskusi, proyek bersama, dan pertukaran ide., Ajarkan keterampilan komunikasi dan kerjasama yang efektif.
Contoh:
Siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan tugas proyek yang melibatkan pemecahan masalah kolaboratif.
Langkah langkah yang diuraikan diatas selanjutnya menjadi bahan untuk guru merancang kegiatan pembelajaran yang dirumuskan di Modul ajar ajar atau rencana persiapan pembelajaran (RPP), setelah merancang langkah maka RPP dilengkapi dengan materi, media dan sarana prasarana lainnya dalam upaya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Heutagogi.Bagi guru yang terbiasa mempersiapkan pembelajaran nampaknya tidak ada kesulitan hanya tinggal menyesuaikan stategi pembelajaran.Mamun demikian hal mutlak yang harus dilakukan guru untuk menerapkan pembelajaran ini yaitu 1) Guru hurus menjadi teladan untuk terus belajar mandiri 2). Guru harus memiliki keterampilan dalam memberi pertanyaan pancingan kepada peserta didik 3) Guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran 4) Guru harus memiliki kemampuan dalam memberi contoh pembelajaran kontekstual sehingga pembelajaran semakin bermakna 5) Guru harus mampu mengelola berbagai informasi/pengetahuan yang dengan mudah dapat diakses melalui medsos 6) guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing yang mendukung siswa dalam perjalanan mereka untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang berdaya.
Oleh karena itu dengan merancang pendekatan heutagogi dalam pembelajaran melakukan langkah-langkah konkret untuk memfasilitasi pembelajaran yang mandiri, kolaboratif, dan relevan. Dengan memberdayakan siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran, pendekatan heutagogi membantu mereka mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk sukses meraih cita cita serta siap menghadapi tantangan dalam menghadapi pembeljaran di abad 21 ini….Semoga…